Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Minggu, 23 Desember 2012

Beberapa Doa Istighfar yang Diajarkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم

بسم الله الرحمن الرحيم

Memohon ampun kepada Allah Al Ghafur (Yang Maha pengampun) lagi Ar Rahim (Yang Maha memberi rahmat kepada seluruh hamba-Nya) adalah sesuatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan setiap hamba. Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kita di dalam Al Qur`an untuk meminta ampun hanya kepada-Nya.

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

“Mintalah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia itu adalah Ghaffar (Maha Pengampun).” [QS Nuh: 10]

Di dalam ayat yang lain, Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Rabb kalian berkata: “Berdoalah kalian kepada-Ku, maka Aku akan memperkenankan doa kalian.” [QS Al Mukmin: 60]

Berikut ini akan kami sebutkan beberapa doa mohon ampunan (istighfar) yang pernah diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم .

1. Dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Sayyidul istighfar (doa istighfar yang paling utama) adalah engkau mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tidak ada Ilah (sesembahan) yang berhak untuk disembah melainkan Engkau. Engkau telah menciptakanku, sedangkan aku adalah hamba-Mu, dan aku berusaha untuk tetap menjaga wasiat-Mu dan perjanjian-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kulakukan. Aku mengakui kepada-Mu akan segala nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui akan segala dosaku. Maka ampunilah dosaku untukku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Barangsiapa yang mengucapkannya di pagi hari dengan penuh keyakinan, lalu dia meninggal pada hari itu sebelum malam tiba, maka dia termasuk golongan penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dengan penuh keyakinan, lalu dia meninggal pada malam itu sebelum pagi tiba, maka dia termasuk golongan penghuni surga.” [HR Al Bukhari (6306)]

2. Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu, dia berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم : “Ajarkanlah kepadaku sebuah doa untuk aku baca di dalam shalatku.” Nabi menjawab: “Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang mengampuni kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan pengampunan-Mu dan kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau adalah Al Ghafur (Maha Pengampun) dan Ar Rahim (Maha pemberi rahmat).” [HR Al Bukhari (834)dan Muslim (2705)]

3. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Apabila Nabi صلى الله عليه وسلم bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat tahajjud, beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Artinya: “Ya Allah, segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah pengurus langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Segala pujian hanya bagi-Mu:  Hanya milik-Mu kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah cahaya langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah raja langit dan bumi. Segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah Al Haq (Yang Maha Benar), janji-Mu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataan-Mu adalah benar, surga itu adalah benar, neraka itu adalah benar, para nabi itu adalah benar, Muhammad صلى الله عليه وسلم itu adalah benar, dan hari kiamat itu adalah benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali dari dosa, hanya karena-Mu aku berbantah, dan hanya kepada-Mu aku berhukum, maka ampunilah untukku dosa yang pernah aku lakukan di awal dan di akhir, dosa yang pernah kulakukan secara tersembunyi dan yang secara terang-terangan. Engkau adalah Al Muqaddim (Yang Maha mendahulukan sesuatu) dan Al Muakhkhir (Yang Maha mengakhirkan sesuatu). Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Engkau.”

Sufyan berkata: Abdul Karim Abu Umayyah menambahkan: وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ (Tidaklah ada daya dan upaya dari kita melainkan dengan izin Allah). [HR Al Bukhari (1120) dan Muslim (769)]

4. Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu, dia berkata bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah berdoa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلِي وَجِدِّي وَخَطَايَايَ وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي

Artinya: “Ya Allah, ampunilah untukku kesalahanku, kebodohanku, sikap berlebihanku di dalam urusanku, dan segala sesuatu yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Allah, ampunilah dosa perbuatan yang kulakukan secara tidak sungguh-sungguh, yang kulakukan dengan sungguh-sungguh, yang kulakukan dengan tidak sengaja, dan yang kulakukan dengan sengaja. Semua hal itu ada pada diriku.” [HR Al Bukhari (6399)]

5. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم berdoa di dalam  sujudnya:

اللّهُمّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلّهُ دِقّهُ وَجِلّهُ، وَأَوّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرّهُ

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya, baik yang kecil maupun yang besar, yang pertama maupun yang terakhir, yang tampak maupun yang tersembunyi.” [HR Muslim (216)]

6. Dari Thariq bin Asyam radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Bila ada seseorang masuk Islam, Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan mengajarkan kepadanya shalat dan memerintahkannya untuk membaca doa ini:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَارْزُقْنِي

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, tunjukilah aku, selamatkanlah aku, dan berikanlah rezeki kepadaku.” [HR Muslim (2697)]

PERHATIAN:

1. Apabila kita berdoa hendaklah dengan khusyuk, bersungguh-sungguh, dan tidak perlu malu hati untuk meminta. Di dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ

“Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian berdoa: “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki. Ya Allah rahmatilah aku jika Engkau menghendaki.” Hendaklah dia mempertegas permintaannya karena sesungguhnya Allah itu tidak ada yang dapat memaksa-Nya.” [HR Al Bukhari (6399) dan Muslim (2679)]

2. Berdoa kepada Allah itu memiliki adab dan tata krama. Silakan melihat beberapa adab berdoa di sini.

وبالله التوفيق

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !